Dakwah = BISNIS ,karena
kita sedang bertransaksi dengan Allah SWT.
Sobat, Ibn Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan cukup bagus
mengenai Jihadum Nafs yang bermakna terhadap jihad terhadap diri. Beliau
membaginya ke dalam 5 hal jihad terhadap diri yang meliputi : Mengimani
petunjuk Allah dan agama kebenaran, mengilmuinya, mengamalkannya,
mendakwahkannya, dan bersabar dalam mengimani, mengilmui, mengamalkan, dan
mendakwahkannya.
Beriman adalah jihad, sebab Iman kadang adalah mata yang
harus terbuka, mendahului datangnya cahaya. Ia adalah keyakinan hati yang
menyusur jalan bukti. Berilmu adalah jihad, sebab ia menghajatkan kesungguhan
mengerahkan waktu, tenaga, pikiran, harta, dan kesabaran untuk berpayah
memahami. Beramal adalah jihad. Sebab setiap ilmu yang ada pada diri
mengejar-ngejar jiw dan raga yang kadang disergap lelah dan malas agar ia
dikerjakan dan dibaktikan. Berdakwah adalah jihad. Sebab menyampaikan ilmu,
membawakan kebenaran, memerintahkan yang baik, serta mencegah yang mungkar,
kesemuanya itu acapkali membawa bahaya.
Sobat, Bersabar dalam mengimani, mengilmui, mengamalkan,
serta mendakwahkan petunjuk dan agama kebenaran adalah jihad. Sebab ke-empat hal itu hanya bisa ditanggung
oleh jiwa-jiwa yang kokoh.Dakwah Jaringan.Dakwah = Bisnis “ Sesungguhnya Allah
telah membeli diri-diri dan harta-harta orang-orang beriman bahwa bagi mereka
adalah Surga!” ( At-Taubah 111)
“Siapa saja yg menyeru manusia pada petunjuk(Islam), dia pasti akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yg diperoleh orang yg mengikuti petunjuk itu tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya. ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ibnu Majah ). Diantara materi yang saya sampaikan saat acara Refleksi dan kontemplasi Akhir tahun bersama para syabab dakwah di Masjid Turen kabupaten Malang Jawa Timur.
“Siapa saja yg menyeru manusia pada petunjuk(Islam), dia pasti akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yg diperoleh orang yg mengikuti petunjuk itu tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya. ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ibnu Majah ). Diantara materi yang saya sampaikan saat acara Refleksi dan kontemplasi Akhir tahun bersama para syabab dakwah di Masjid Turen kabupaten Malang Jawa Timur.
Bersabar dalam mengimani adalah jihad. Sebab ujian iman yang
saking beratnya kadang membuat hamba harus memejamkan mata. Seperti Nabi
Ibrahim ketika diperintahkan menyembelih sang putra. Seperti Rasulullah
Muhammad saw dipadang Badar saat berhadapan dengan kekafiran nan jemawa.
Bersabar dalam mengilmui adalah jihad. Seperti Imam
Al-Bukhari harus mengembarai ratusan negeri untuk mendapatkan hadits yang kelak
kebanyakan harus dia gugurkan. Seperti Imam Asy-Syafi'i menjaga hafalan,
merumuskan Fiqh, mengistimbath ahkam, dan menghadapi fitnah cobaan.
Bersabar mengamalkan adalah jihad. Seperti Abdullah Ibn 'Amr
Ibn Al'Ash berpuasa Dawud dalam menghatamkan Al-Qur'an tiap 3 hari meski usia
telah lanjut hingga akhir hayat beliau. Seperti Sa'id ibn Al-Musayyib tak pernah
ketinggalan Takbiratul ihramnya imam sholat fardhu di Masjid Nabawi dan tak
meninggalkan qiyamullail selama 40 tahun. Subhaanallah !
Bersabar dalam mendakwahkan Islam adalah jihad. Seperti
Mush'ab ibn 'Umair mendekati satu demi satu pemimpin 'Aus dan Khazraj dengan
siasat demi mengislamkan Madinah. Seperti Ibn Al- Jauzy yang di majelisnya nan
agung, ribuan ahli kitab mengucap syahadat. Seperti para penebar dan pengemban
dakwah Islam di Nusantara yang luar biasa. Amat sukar menemukan capaian dakwah seperti
yang mereka catatkan.
Sebuah pernyataan yang cukup bagus sebagai renungan dan
pelajaran bagi kita dari Ibn Abbas , "Setiap sesuatu itu ada bencananya.
Bencana ilmu adalah lupa. Bencana ibadah adalah kemalasan. Bencana kecerdasan
adalah ujub (merasa bangga terhadap kecerdasan yg dimilikinya). Bencana
penampilan menarik adalah bualan. Bencana dagang adalah bohong. Bencana
dermawan adalah keborosan. Bencana keindahan adalah kesombongan. Bencana agama
adalah riya'. Bencana Islam adalah hawa nafsu”Selalu berhati-hati dan semoga kita
terhindar darinya. Aamiin
Sobat, Pastikan
setiap hari-hari kita selalu
membayangkan orang-orang yang kita presentasikan Islam dan kebenaran ajarannya
kepadanya, akan menerima dengan antusias tawaran kita.Rasulullah SAW dan para sahabat mencotohkan teladan yang hebat bahwa Hayatul
Islam adalah hayatuddakwah.
Banyak mengingat Allah
SWT di setiap langkah kita dan yakini bahwa Allah SWT telah mentakdirkan kita
menjadi seorang Pengemban Dakwah sukses dunia dan akherat, tinggal seberapa
cepat kita mengejarnya. Penuhi yang wajib dan kerjakan yang sunnah dengan terus
berdo’a.
Salam Dahsyat dan
Luar Biasa ! ( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, Penulis Buku-buku
Motivasi Spiritual dan Buku KOmunikasi Bisnis Islam Kontemporer. www.faqihsyarif.com )