
Wahai
Tuhanku Yang Maha Penyayang, rahmat-Mu kepada makhluk membuktikan kepada kami
keluasan cinta kasih. Sehingga hati kami menjadi tenang karena Engkau Maha
pengasih terhadap seluruh alam. Engkau menyukai rahmat, karena itulah sifat-Mu.
Ya Allah Tuhanku, sungguh kami beruntung memperolehnya, karena kesalahan dan
kekurangan kami terlalu banyak, maka Ya Allah sebarluaskan rahmat-mu, sehingga
hati kami menjadi tenang dengan rahmat-mu itu”.
Sobat, kasih tanpa memberi hanyalah sebuah
teori semata. Perwujudan kasih selalu dalam tindakan memberi, apa pun bentuk
pemberiannya. Ini penting karena tanpa tindakan memberi, tidak ada perbedaan
antara orang yang mengasihi dan tidak mengasihi. Jadi, kasih adalah
paradigmanya, sementara memberi adalah perilakunya.
Berdasarkan dua faktor ini,
kita dapat mengelompokkan perilaku manusia ke dalam 4 Tipe :
1.
Orang yang mengasihi, tetapi tidak memberi.
Orang semacam ini hanya berteori mengenai kasih tetapi tidak melakukan
apa-apa. Anda merasa kasihan pada tetangga yang miskin, tetapi Anda merasa
cukup puas dengan hanya membicarakan rasa kasihan Anda. Para politikus yang
banyak berbicara tentang nasib rakyat dan pengentasan kemiskinan hanya dalam
retorika dan iklan politik di media massa tetapi faktanya nol belaka.
2.
Orang yang mengasihi dan mewujudkan kasih itu dalam
bentuk tindakan memberi.
Orang yang memberi dengan dasar kasih serta kesadaran akan hubungannya
dengan Allah adalah orang yang ikhlas. Orang yang seperti ini akan merasakan
indahnya sebuah tindakan memberi.
Memberi menghasilkan energy yang mencerahkan, menimbulkan rasa puas dan
bahagia.
3.
Orang yang memberi, tetapi pemberian tersebut bukanlah
didasari oleh kasih.
Orang-orang seperti ini menyimpan banyak agenda tersembunyi. Ia memberi
untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih banyak. Pemberian seperti ini
hanyalah bersifat transaksional. Dasar pemberian ini hanyalah sebuah analisis
untung-rugi. Sekalipun tindakan ini adalah sebuah keputusan rasional, ini
bukanlah sebuah bentuk kebaikan.
4. Orang-orang yang
tidak mengasihi dan juga tidak memberi.
Orang-orang ini adalah orang yang kikir dan anti sosial. Mereka tidak sadar
bahwa alam semesta ini hanya bisa berjalan karena tindakan memberi. Mereka
tidak paham bahwa mereka bisa hidup sampai saat ini karena pemberian Allah dan
menikmati berbagai tindakan memberi yang
telah dilakukan juga oleh banyak orang kepada mereka.Orang-orang seperti ini
sebetulnya telah menyalahi hokum alam itu sendiri. Oleh karena itu, mereka akan
tersingkir dari kehidupan ini.
Sobat, sebuah tindakan
memberi haruslah didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai apa yang
benar-benar dibutuhkan oleh orang lain. Memberi tanpa diminta, menunjukkan kepekaan Anda yang sangat tinggi pada
orang lain. Give more expect less,
inilah definisi ikhlas secara ringkas, memberi dengan sembunyi-sembunyi. Kebahagiaan baru akan dicapai apabila
pemberian tersebut menjadi rahasia pribadi kita. Tak perlu ada orang lain yang tahu. Hanya kita dan
Sang Pencipta yang mengetahuinya.
Semoga kita bisa menjadi
orang-orang yang menebar kasih dengan memberi yang tulus. Jadi walaupun
kelihatannya mudah sobat, memberi itu sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan.
Kita takut memberi karena kita percaya bahwa memberi akan membuat kita kehilangan. Inilah
kepercayaan yang dianut oleh banyak orang. Padahal, dengan memberi, kita akan
menerima. Ini adalah sebuah hukum alam yang tak perlu diragukan lagi.
“Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak
menganiaya diriku, dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Karena
itu, ampunilah dosa-dosaku dan berilah rahmat kepadaku. Jadikanlah kami
hamba-hamba-Mu senantiasa bersyukur, sabar dan terus istiqomah menebar
kebajikan dan kasih dengan banyak member dengan ketulusan hati serta mengharap
Ridho-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, S.Sos.I,M.Si.
Penulis buku Al Quwwah ar ruhiyah kekuatan spirit tanpa batas dan buku Menjadi
dai yang dicinta. www.faqihsyarif.com
email mumtaz.oke@gmail.com )
0 comments:
Post a Comment